Letak
dan Lingkungan
Candi Yeh Mangening terletak di
Banjar Sarasada, Desa Tampaksiring, Kec. Tampaksiring, Kab.Gianyar. Candi Yeh
Mangening dibangun pada lembah sungai Pakerisan yang agak dalam dengan
tebing-tebingnya yang agak terjal. Candi ini didirikan pada lereng tebing
sebelah timur yang merupakan saksi sejarah masa lalu (Bali Kuno, 10-13 M).
Tempat Candi Mangening didirikan telah diperhitungkan dengan seksama oleh
pendirinya, tidak saja dari segi religi tetapi juga dari keindahan lingkungan.
Di Lokasi Candi Mangening ini didirikan Pura, disebut Pura Yeh Mangening. Di
sebelah utara dari candi Mangening adalah Tirta Empul, disebelah selatannya
terdapat komplek Candi Tebing Gunung Kawi dan disebelah barat terdapat Pura
Sakenan, di dalamnya banyak menyimpan arca-arca kuna. Tataguna tanah pada situs
Candi Yeh Mangening, ada dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, pada bagian
tebing ditanami berbagai jenis vegetasi yang keras.
b. Tinggalan
Arkeologi
Tinggalan arkeologi yang terdapat
di Candi Yeh Mangening adalah sebagai berikut.
1.
Candi
Candi
yang ketika ditentukan dalam kondisi tidak utuh, yang tinggal hanya bagian
struktur kaki candi saja. Dan hasil penelitian tahun 1982 oleh BP3 Bali. Candi
Mangening dapat dipugar kembali seperti ada sekarang ini
2.
Lingga
Yoni
Lingga
Yoni ditempatkan di ruangan candi sangat disakralkan oleh masyarakat
penyungsungnya dan hanya bisa dibuka pada saat upacara (piodalan).
Prasasti
yang dikaitkan dengan Candi Mangening adalah prasasti Batuan yang berangka
tahun 944 Saka atau 1022 Masehi,
menggunakan aksara atau bahasa jawa kuna dan dekeluarkan oleh raja Marakata,
(Goris,1954:15). Dalam prasasti ini disebutkan wakil-wakil desa batuan
menghadap dan melaporkan kepada raja almarhum yang dicandikan di er wka (yang dimaksud adalah raja
Udayana). Penduduk desa Batuan yang ditugaskan memelihara kebun raja almarhum
yang terletak di er paku dan
menyelenggarakan upacara di kuil Baturan.
Menyadari betapa berat tugas itu, maka merekadibebaskan dari pajak-pajak
tertentu(Suarbhawa, 2003:13). Sehubungan dengan er wka, ada yang memperkirakan adalah candi Mangening, er artinya air bahasa daerahnya yeh, sedangkan wka artinya anak atau cening,
sehingga menjadi yeh cening, lama-lama berubah menjadi Yeh Mangening adalah
candi Raja Udayana yang berasal dari abad ke 10 Masehi.
c.
Sumber
Air
Candi Yeh Mangening ini dibangun
pada lembah sungai Pakerisan yang memiliki sumber mata air paling banyak
diantara situs-situs lainnya. Sumber-sumber mata air ini disucikan oleh
masyarakat sehingga disebut tirtha. Semua sumber mata air suci di Candi Yeh
Mangening ini ditampung pada kolam suci, selanjutnya airnya dialirkan melalui
pancoran-pancoran yang ada pada setiap kolam suci. Air suci yang dialirkan melalui
pancoran tersebut digunakan dalam upacara ritual agama Hindu. Adapun
sumber-sumber mata air yang disucikan dan digunakan sebagai tirtha adalah
sebagai berikut.
1.
Tirtha
Kamaning
2.
Tirtha
Keris
3.
Tirtha
Keben
4.
Tirtha
Dedari
5.
Tirtha
Angsoka
6.
Tirtha
Melela
7.
Tirtha
Sudamala
8.
Tirtha
Arum
9.
Tirtha
Merta Sari
10. Tirtha Telaga Waja
11. Tirtha Pengelebur Dasa Mala
Luapan
sumber-sumber mata air ini ditampung pada kolam (sumur) serapan yang
selanjutnya dialirkan melalui selokan menuju ke sungai Pakerisan yang
dimanfaatkan untuk mengairi persawahan di Desa Tampaksiring, Pejeng, Bedulu,
dan sekitarnya.
d.
Vegetasi
Jenis-jenis vegetasi yang ditanam
di sekitar situs yaitu : beringin, pole, delima, kemiri, pangi,
kelapa, enau, bambu, tehep, nangka, majagau. Pohon yang dikeramatkan adalah pohon
beringin dan dibawahnya terdapat sumber mata air, oleh masyarakat disebut Tirtha Kamaning dan Keris. Di tempat
sumber mata air ini dibangun pelinggih Dewi Gangga. Mengenai pepohonan yang ada
di sekitar situs tidak diperkenankan menebang atau mencari sembarangan karena
dilindungi oleh aturan adat, bagi masyarakat yang melanggar dikenakan sangsi
adat berupa upacara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar