Sabtu, 16 Maret 2013

BELAJAR MENTERJEMAHKAN PRASASTI (PART 1)



101. Prasasti Srokodan (Prasasti Bali I, R. Goris)

I.                   1.   Kamu     (sekalian)   harus  tahu   pejabat  sarwwa  bernama     Talaga,   pejabat  dingānga
      bernama    Cakra,     juru    tulis     kerajaan   bernama   Nanda,    Astra   dan   Yajñā,  yang
      menjadi pikiranku yaitu penduduk Desa
2.   di Sadungan makablah menteri kehutanan, hancur kacau balau kanakanña, itulah sebab perintahku yaitu katdhasan menteri
3.  kehutanan, krtyanangan (kewenangan?) tugas menteri kehutanan, gotong royong mengangkat kayu bambu, pekerjaan nyata baik yang besar maupun yang seni (halus), pamahen pembeli
4.      prakāra, simayangña hingga sungai air sangsang di sebebelah timur, hingga padang rumput kahiruan di sebelah selatan, hingga sungai air malangit di sebelah
5.      barat, hingga batas desa Sadungan dan perbatasan disebelah utara, itu ukuran pengairannya (subak?) setiap 1 pi pembayarannya, tidak kadan (disebut?) kr
6.      tyaña setiap jāng, balai terbuka ana (jika/untuk?) yang mendapat kesusahan yaitu 2 mas maٕçaka pembelian darah 1 māçaka jika ada manglarangin di balai terbuka 1 māçaka
7.      pembelian darah 4 pi dandyan 4 pi pangrhön di kebun rambutan tidak dikenai yaitu tempat ibadah suddhaña 4  mas maٕçaka setiap bulan māgha, tidak
8.      dikenakan pembelian permintaan prakāra (masalah?), pada pejabat dingānga, pemelihara haçwa (kuda?) mās 2 pi supaya dibawanya kepada pejabat dingānga supaya menghaturkanya
9.      kepada Raja, tidak diberikan pahenya (pembayaran?) prakāra (masalah?), ikut sahayaña (semuanya?) jāng, tidak papagaran (dipagar) tidak pemelihara hewan tidak  pamurian,
10.  tidak pembuat dangdang (alat dapur), jika ada penduduk yang berumah disitu, upacara kematian dikenai 4 mās maٕçaka keturunannya setiap orang, supaya
11.  dibawanya kepada pejabat dingānga supaya menghaturkanya kepada Raja, tĕmuan pejabat dingānga 4 pi tĕmuan penduduk desa 2 pi jika ada keluarga yang mawalu (=balu=tidak menikah?)
12.  parāden padangayanña, dijunjung ditanggung ūlihangan umatur miliknya lelaki dibagi dua persembahannya, perempuan

II        1. Dibagi satu persembahannya, jika ada keluarga yang tidak memiliki keturunan, seluruhnya yang ada padangayanña yawaña (anak muda?) bertempat tinggal disitu, emas perak bejana perunggu,
2.   bejana/sangku,  budak rwwang (jurang?), kebo sapi, harganya 4 maٕçaka yang diambilnya marhantu ya, seçaña jāng supaya dibawanya kepada pejabat dingānga supaya
3.   menghaturkanya kepada Raja, tĕmuan pejabat dingānga 4 pi tĕmuan penduduk desa 2 pi tetapi jika ada penduduk dari luar tanah mengerjakan ladang
4.   disitu, jika takkanña ya pangrāma, 2 mās pi setiap orang, atmuang atmuang (masing-masing?), tidak dikenakan di parawuluwulu (prakāra ta)
5.   ni dipunguti sebanyak yubuhña jang disitu, tidak ūlahulahan ūlih pejabat nāyaka jāng dan penduduk desa,(----------)
6.   an masuk diganti, dan masalah pajak tanah, tidak diikutkan maphalli martaruh ma(wa)candana, tetapi kemampuan palabampangu
7.   n tidak diributkan di pejabat dingānga dan caksuña, dan jika kapamadayanya di milik raja sebanyak kapadapanña, 2 mās pi
8. wayaranña, tidak pawryan mangamah pada pejabat caksu paracaksu salyuña mangbharen di situ, wahai anggota persidanganku yang tidak dapat untuk penduduk matkap di surih permainan judi luar dan dyangça sadyayadya, dyangça krangan, nāyakan makarun (pimpinan pejabat yang mengurus masyarakat yang telah berumah tangga) bernama tuhañjawa, nāyakan candana (pimpinan pejabat yang mengurusi kayu cendana), uraña hataruh, makasupratiwaddha, sanggarugyan ya perintah Sang Ratu Çri Ūgrasenā, dijunjung nāyakan makarun bernama (Kulang)Kaling, turun di panglapuan di Singhamandawa, pada bulan asāda, krsna daçami, ketika hari pasaran kajeng tahun saka 837 kilagiña di pontangin ājñā.